Senin, 20 Juli 2009

Malam itu.... ketika dalam perjalanan pulang aku melihat bulan purnama.
Warna cahayanya sama dengan permen yang ku terima darimu.
Seakan-akan permen itu rembulan yang perlahan-lahan mencair didalam tenggorokanku, manisnya terasa sampai kehati membuatku hanyut didalamnya.
Dan ketika itu aku sadar, perasaan kita bagaikan rembulan.
Ya... sebuah perasaan yang bergetar didalam dada dan ini adalah CINTA
Bulan purnama saat itu sama seperti saat pertama kali kita bertemu, bulan warna madu keemasan.
Itulah sebabnya aku tak pernah melupakan rembulan saat pertama kali kita bertemu, cahayanya cemerlang seperti malam itu.
Meskipun bulan purnama suatu saat nanti tak utuh lagi, tapi debar hatiku akan tetap untukmu.
Semoga suatu saat nanti dia akan jadi purnama lagi.
Maka saat itu, rembulan berwarna madu keemasan akan memandang kita, karena perasaan kita bagaikan rembulan dan cahayanya akan terus menyinari kita.
Maka, malam itu akan menjadi malam yang manis dan bercahaya bagi kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar